BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir (neonatus) adalah
suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37- 42 minggu,lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.
Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan
pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini
terjadi pematangan organ hampir pada semua system.
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru
lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002).sedangkan beberapa
pendapat mengatakan :
Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir
sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu
(Dona L. Wong, 2003).
Neonatus (BBL) bukanlah miniature
orang dewasa,bahkan bukan pula miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan
dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan
diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama
jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang
terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan
hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang
untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
1.2. Rumusan masalah
1. Apa defenisi BBL?
2. Apa ciri-ciri BBL normal?
3. Apa bounding attachement BBL?
4. Apa saja tahapan BBL?
5. Apa saja perubahan-perubahan pada
BBL ?
6. Apa saja periode masa transisi pada
BBL ?
7. Bagaimana penatalaksanaan awal BBL
?
8. Bagaimana prinsip dasar penanganan
bayi baru lahir?
9. Apa saja adaptasi BBL
10. Bagaimana pemberian ASI pada BBL?
11. Apa saja kebutuhan BBL?
12.Apa saja kelainan- kelainan pada
BBl ?
13.Apa saja trauma pada BBL?
14. Apa pemeriksaan untuk BBL?
15. Apa saja pengobatan untuk BBL??
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi BBL
2. Untuk mengetahui ciri-ciri BBL
3. Untuk mengetahui tahapan BBL
4. Untuk mengetahui bounding
attachement BBL
5. Untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi pada BBL
6. Untuk periode masa transisi pada
BBL
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan
awal BBL
9. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan
bayi baru lahir
10. Untuk mengetahui adaptasi BBL
11. Untuk mengetahui cara pemberian
ASI pada BBL
12. Untuk mengetahui kebutuhan BBL
13. Untuk mengetahui kelainan dan
trauma pada BBL
14. Untuk mengetahui pemeriksaan bagi
BBL
15. Utuk mengetahui pengobatan bagi
BBL
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah
suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu,lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin.
2.2. Ciri –Ciri Bayi Baru Lahir
a Lahir aterm antara 37-42 minggu
b.Berat badan 2500 – 4000 gram
c.Panjang lahir 48 – 52 cm
d. Lingkar dada 30 – 38 cm
e. Lingkar kepala 33 – 35 cm
f. Lingkar lengan 11-12
g. Frekuensi denyut jantung
120-160x/menit
h. Kulit kemerah- merahan dan licin
karena jaringan subkutan yang cukup.
I.Rambut lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala biasanya telah sempurna
j. Kuku agak panjang dan lemas
k. Nilai APGAR >7
l. Gerakan aktif
m. Bayi lahir langsung menangis kuat
n.
Genetalia :
- Pada laki-laki kematangan ditandai
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang.
- Pada perempuan kematangan ditandai
dengan vagina dan uterus yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia
minora.
o.
Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
p. Refleks sucking sudah terbentuk
dengan baik.
q. Refleks grasping sudah baik
r. Refleks morro
s.
Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
2.3. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahap I terjadi segera setelah
lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan system
scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional
reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap
adannya perubahan perilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodik,
pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh
tubuh.
2.4.
Bounding Attachment
1. Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya
hubungan positif antara bayi,ibu, ayah dan sibling serta keluarga yang lain
2. Bayi merasa dicintai,
diperhatikan,aman dan nyaman sehingga terbentuk sosial dan dapat bereksplorasi
yang merupakan awal pembentukan konsep diri
3. Jika gagal,gangguan perkembangan
tingkah laku (stereotipi) misalnya
menghisap jari, menyakiti diri, tidur dilantai atau ketakutan , apatis,
kemunduran kognitif/verbal
2.5. Perubahan-Perubahan yang terjadi
pada bayi baru lahir
1)
Perubahan pernafasan/pada sistem pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat
oksigen dari pertukaran gas melalui placenta. Setelah bayi lahir harus melalui
paru-paru bayi pernafasan pertama pada BBL terjadi normal dalam waktu 30 detik.
Setelah kelahiran tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir
pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80 – 100
ml). kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan yang hilang ini
diganti dengan udara. Pernafasan pada neonatus terutama pernafasan diafragmatik
dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur frekwensi dan dalamnya
pernafasan.
Bayi itu umumnya segera menangis
sekeluarnya dari jalan lahir. Sebagai sebab-sebab yang menimbulkan pernafasan
yang pertama, dikemukakan :
a. Rangsangan pada kulit bayi.
b.
Tekanan pada thorax sebelum bayi lahir.
c. Penimbunan CO2
Setelah anak lahir kadar CO2 dalam
darah anak naik dan ini merupakan rangsangan pernafasan.
d.
Kekurangan O2
e. Pernafasan intrautrin
Anak sudah mengadakan pergerakan
pernafasan dalam rahim, malahan sudah menangis dalam rahim. Pernafasan di luar
hanya merupakan lanjutan dari gerakan pernafasan di dalam rahim.
f. Pemeriksaan bayi
Kebanyakan anak akan mulai bernafas
dalam beberapa detik setelah lahir dan menangis dalam setengah menit.
2)
Perubahan metabolisme karbohidrat/glukosa
Fungsi otak memerlukan glukosa dalam
jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.
Pada setiap bayi baru lahir glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat
terjadi dengan 3 cara:
a)
Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk
menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
b)
Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).
c)
Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis).
3)
Perubahan suhu tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur
suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stres dengan adanya
perubahan-perubahan lingkungan.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas
melalui:
a) Evaporasi :cairan menguap pada kulit yang
basah.
b) Konduksi :kehilangan panas oleh karena kulit bayi
berhubungan langsung dengan benda/alat yang suhunya lebih dingin.
c)
Konveksi :terjadi bila bayi
telanjang di ruang yang relatif dingin (25oC atau kurang)
d) Radiasi adalah kehilangan panas
karena tubuh bayi yang lebih panas menyentuh permukaan yang lebih dingin.
4. Perubahan pada sistem
kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskuler harus
terjadi 2 perubahan besar, yaitu:
a)
Penutupan foramen ovale atrium jantung.
b)
Penutupan duktus afteriosus antara arteri paru dan aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan
dalam sistem pembuluh:
a. Pada saat tali pusat
dipotong, resistensi pembuluh darah meningkat dan tekanan atrium kanan menurun.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
yang mengurangi volume dan selanjutnya tekanannya. Kedua kejadian ini membantu
darah dengan kandungan oksigen sedikit mengatur ke paru-paru untuk mengalami
proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama
menurunkan resistensi pembuluh paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan.
Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbakarnya
sistem pembuluh baru. Dengan peningkatan tekanan pada atrium kiri foramen ovale
secara fungsi akan menutup.Perubahan sistem gastrointestinal, ginjal
5. Kemampuan bayi baru lahir cukup
bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih terbatas, juga hubungan antara
osephagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada
bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas kurang
dari 30 cc.
Faeces pertama bayi adalah hitam
kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental disebut mekonium. Faeces ini
mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu,
dan zat sisa dari jaringan tubuh. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari
ke 2-3. pada hari ke 4-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan.
Air kencing.
Bila kandung kencing belum kosong pada
waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam yang harus dicatat
adalah kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya, serta warnanya bila tidak
kencing/menetes/perubahan warna kencing yang berlebihan.
6. Perubahan berat badan
Dalam hari-hari pertama berat badan
akan turun oleh karena pengeluaran (meconium, urine, keringat) dan masuknya
cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%. Berat badan
akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10. Cairan yang diberikan pada
hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14
dicapai 200 ml/kg BB sehari.
7. Sistem skeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena
tulang tersebut sebagian besar terdiri dari kartilago yang hanya mengandung
sejumlah kecil kalsium.
8. Sistem neoromuskular
Pada saat lahir otot bayi lambat dan
lentur, otot-otot tersebut memiliki tonus kemampuan untuk berkontraksi ketika
dirangsang, tetapi bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem
persarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi
secara sempurna.
2.6. Periode Masa Transisi pada
Bayi Baru Lahir
Setiap bayi baru lahir harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Proses
ini dapat berjalan lancar tetapi dapat juga terjadi berbagai hambatan, yang
bila tidak segera diatasi dapat berakibat fatal.
Terdapat tiga periode dalam masa
transisi bayi baru lahir:
1.
Periode reaktivitas I : (30 menit pertama setelah lahir)
Pada awal stadium ini aktivitas sistem
saraf simpatif menonjol, yang ditandai oleh:
Sistem kardiovaskuler
Detak jantung cepat tetapi tidak
teratur, suara jantung keras dan kuat.
Tali pusat masih berdenyut.
Warna kulit masih kebiru-biruan, yang
diselingi warna merah waktu menangis.
Traktur respiratorrus
Pernafasan cepat dan dangkal.
Terdapat ronchi dalam paru.
Terlihat nafas cuping hidung,
merintih dan terlihat penarikan pada dinding thorax.
Suhu tubuh
Suhu tubuh cepat turun.
Aktivitas
Mulai membuka mata dan melakukan
gerakan explorasi.
Tonus otot meningkat dengan gerakan yang makin mantap.
Ektrimitas atas dalam keadaan fleksi
erat dan extrimitas bawah dalam keadaan extensi.
Fungsi usus
Peristaltik usus semula tidak ada.
Meconium biasanya sudah keluar waktu lahir.
Menjelang akhir stadium ini aktivitas
sistem para simpatik juga aktif, yang ditandai dengan:
Detak jantung menjadi teratur dan
frekuensi menurun.
Tali pusat berhenti berdenyut.
Ujung extremitas kebiru-biruan.
Menghasilkan lendir encer dan jernih, sehingga perlu dihisap lagi.
Selanjutnya terjadi penurunan
aktivitas sistem saraf otonom baik yang simpatik maupun para simpatik hingga
kita harus hati-hati karena relatif bayi menjadi tidak peka terhadap rangsangan
dari luar maupun dari dalam.
Secara klinis akan terlihat:
Detak jantung menurun.
Frekuensi pernafasan menurun.
Suhu tubuh rendah.
Lendir mulut tidak ada.
Ronchi paru tidak ada.
Aktifitas otot dan tonus menurun.
Bayi tertidur.
Pada saat ini kita perlu berhati-hati
agar suhu tubuh tidak terus menurun.
2. Periode reaktifitas II (periode ini
berlangsung 2 sampai 5 jam)
Pada periode ini bayi terbangun dari
tidur yang nyenyak, sistem saraf otonom meningkat lagi. Periode ini ditandai
dengan:
Kegiatan sistem saraf para simpatik
dan simpatik bergantian secara teratur.
Bayi menjadi peka terhadap rangsangan
dari dalam maupun dari luar.
Pernafasan terlihat tidak teratur
kadang cepat dalam atau dangkal.
Detak jantung tidak teratur.
Reflek gag/gumoh aktif.
Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan
berkurang.
3.
Periode III stabilisasi (periode ini berlangsung 12 sampai 24 jam)
Kedua pengkajian keadaan fisik tersebut untuk memastikan bayi dalam
keadaan normal/mengalami
penyimpangan.
2.7. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru
Lahir
1.
mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup
hangat untuk mencegah hipotermi
2.
Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan
kebutuhan.
3.
Memotong dan mengikat tali
pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4.
Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5.
Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6.
Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7.
Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8.
Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu
sampai enam jam setelah lahir)
9.
Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10.
Pemeriksaan fisik dan antropometri
11.
Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12.
Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial
2.8. Prinsip Dasar Penanganan Bayi
baru lahir
1.
Tujuan: menjaga jalan napas,
mempertahankan suhu tubuh, cegah infeksi & identifikasi
2.
Prinsip dasar: penanganan faktor-faktor risiko kematian perinatal(
perdarahan, hipertensi kelahiran peterm,asfiksia dan hipotermi).
3. > 50% kematian by pd masa neonatal
mis krn hipotermi/ cold stress→hipoglikemi→ hipoksia→kerusakan otak/perdarahan
otak1) Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan segera menangis
spontan segera sesudah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong
segera membersihkan jalan nafas dengan cara:
a. .Meletakkan bayi pada posisi terlentang
di tempat yang keras dan hangat.
b.
.Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke
belakang.
c. Bersihkan hidung, mulut dan tenggorokan
bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kassa steril.
d.
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera
menangis.
Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir akan menyebabkan kerusakan
otak.
Sangat penting membersihkan jalan
nafas, sehingga upaya bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya
lendir ke paru-paru).
-Alat penghisap lendir mulut atau
penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya haris selalu
siap di tempat.
- Segera lakukan usaha penghisap mulut
dan hidung.
- Petugas harus memantau dan mencatat
usaha nafas yang pertama.
- Warna kulit, adanya cairan atau
mekanium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan
ventilasi yang adekuat.
- Dokter atau tenaga medis lainnya
hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak benafas.
2)
Penilaian bayi waktu lahir (assessmant at birth)
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit
setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk
mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian diberi
angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi normal (vigorous baby
= nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar 4-6) atau asfiksia
berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai nilai 7,
maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi
menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala
neurologik lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut
apgar dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.
Nilai APGAR
0
|
1
|
2
|
|
Apperance
(Warna Kulit)
|
Pucat
|
Badan merah, ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
|
Pulse Rate
(Frek. Nadi)
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100
|
Lebih dari 100
|
Grimance
(Reaksi Rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan mimik (grimance)
|
Batuk/bersih
|
Activity
(Tonus Otot)
|
Tidak ada
|
Ekstrimitas dalam sedikit flexi
|
Garakan aktif
|
Respiration
(Pernafasan)
|
Tidak ada
|
Lemah/tidak teratur
|
Baik/menangis
|
Jumlah
|
|||
3)
Memotong tali pusat
Pemotongan tali pusat menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, tali pusat dipotong sebelum dan
sesudah plasenta lahir tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali apabila bayi tidak
menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan reusitasi.
Tali pusat diklem dengan klem steril
dengan jarak 3 cm dari tali pusat bayi lakukan pengarutan pada tali pusat dari
ke klem ke arah ibu, dan kemudian pasang klm kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem
pertama, pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan tangan kiri
sedangkan tangan kanan memotong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting
tali pusat steril, kemudian ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
bayi dengan menggunakan benang steril atau penjepit tali pusat, lalu pengikat
kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi-sisi yang berlawanan
atau pengikatan dapat pula menggunakan klem tali pusat dari plastik luka tali
pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% serta dibaluk kassa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap tali pusat basah/kotor. Atau
juga bisa menggunakan triplel T (larutan berwarna biru) tanpa dibalut oleh kasa
steril. Tali pusat harus dipantau dari kemungkinan terjadinya perdarahan tali
pusat.
4)
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi mampu
mengatur secara tetap suhu tubuhnya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus dengan kain hangat
karena suhu tubuuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang
hangat sampai tubuhnya stabil.
Mekanisme kehilangan panas:
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas
yang utama pada tubuh bayi.
b.
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dan permukaan yang dingin.
c. Konveksi adalah kehilangan panas pada
saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas
yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda-benda yang mempunyai
temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
Cara pencegahan kehilangan panas:
a. Keringkan bayi secara seksama.
b.
Selimut bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e.
Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi.
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang
hangat.
5)
Memberikan vitamin K
Untuk mencegah perdarahan karena
defesiensi vitamin K maka setiap bayi yang baru lahir normal dan cukup bulan
perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko
tingi diberi vitamin K parenferal dosis 0,5 – 1 mg (1 M).
6)
Memberi obat salep/tetes mata
Tetes mata/salep antibrotika yang
diberi dalam waktu 2 jam pertama setelah kelahiran. Obat yang diberikan berupa
tetes mata (larutan perat nitrat 1%) atau salep (salep mata eritromisin 0,5%)
salep/tetes mata yang diberikan dalam 1 garis lurus, mulai dari bagian mata
yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.
7)
Identifikasi bayi
Identifikasi byai segera lakukan
segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan dengan bayinya dikamar
bersalin. Tanda pengenal bayi bisa menggunakan cap jari atau telapak kaki.
Tanda pengenal bayi umumnya menggunakan secarik kertas putih atau berwarna
merah/biru tergantung jenis kelamin dan ditulis nama (bayi nyonya), tanggal
lahir, nomor bayi, unit. Setelah itu kertas dimasukkan dalam kantong plastik
dengan pita diikatkan pada pergelangan tangan ibu, pengikatan pita hanya dapat
dilepas atau digunting. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomer identifikasi.
8)
Pemantauan bayi baru lahir
Tujuannya yaitu untuk mengetahui bayi
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan, serta tindak lanjut petugas
kesehatan.
a. Dua jam pertama sesudah lahir, yang
dipantau:
- Kemampuan menghisap.
- Bayi tampak aktif atau lunglai.
- Bayi kemerahan atau biru.
b.
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, yang dipantau:
- Bayi kecil masa kehamilan atau kurang
bulan.
- Gangguan pernafasan.
2.9. Adaptasi Bayi Baru Lahir
1. Sistem Kardiovaskular
2. Sistem Pernapasan
3. Sistem Hematopoiesis
4. Sitem Gastrointestinal
5. Sistem Imunitas
6. Sistem Integumen
7. Sistem Termogenik
8. Sistem Reproduksi
9. Sistem Neuromuskular
2.10. Pemberian Asi
1. Bayi normal dapat disusui segera
setelah lahir dangan menghisap mencegah perdarahan, perangsangan pembentukan
ASI,terbina bonding
2. Ibu dijelaskan manfaat ASI termasuk
kolostrum
3. Kontra indikasi ASI : mamae
abses/ca, ibu sakit jantung berat/HIV/hevatitis dll
2.11.
Kebutuhan Bayi Baru Lahir
1.
Merawat tali pusat : sesudah /sebelum plac lepas tak masalah.
2.
Menilai APGAR menit 1,5,10. normal7-10, asfiksia ringan 4-6 ,berat <3
3.
Nutrisi: 12 jm I blm perlu ,ini untuk memungkinkan bayi istirahat dan
mengeluarkan lendir namun tergantung kebijakan masing-masing RS, saat ini bayi
disusui segera dengan ASI
4.
Stimulasi,melaui sentuhan/ belaian/ pandangan menyusui. Saat ini
stimulasi untuk merangsang pernafasan tak dianjurkan,kalau terpaksa isap lendir
5.
Identifikasi
6. Kebersihan
7.
Profilaksis: tetes mata, vit K
8.
Mempertahankan suhu
9. Antropometri
10.
Menentukan gestasi
11.
Pakaian dan selimut
12.
Posisi dan lingkungan: miring dengan kepala sedikit rendah, lingkungan
hangat /tenang
2.12. Kelainan-Kelainan Pada Bayi Baru
Lahir
Contoh kelainan-kelainan pada bayi
baru lahir yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
a. labioskisis dan labiopalatoskisis
b.
atresia esophagus
c. atresia rektil dan anus
d.
hirschprung
e. obstruksi billiaris
f. omfalokel
g.
meningokel,ensefalokel
h.
hidrosefalus
i. hipospadia
2.13.Trauma Pada Bayi Baru Lahir
Trauma pada bayi baru lahir adalah
cedera yang didapatkan saat persalinan .Trauma ini bisa disebabkan oleh
makrosomia,premature,chepalo pelvic disproportion(CPD),distosia,persalinan
lama,presentasi abnormal dan persalinan dengan tindakan (vacuum atau
forceps).Trauma atau cedera pada bayi baru lahir dapat dibedakan menjadi:
1.
Cedera kepala (caput suksedaneum,cepal hematoma,dan perdarahan intrakanial)
2.
Cedera leher dan bahu (fraktur klavikula dan brakial palsi)
3.
Cedera intraabdomen(perdarahan di hati ,limpa,atau kelenjar adrenal).
2.14. Pemeriksaan Pada Bayi Baru lahir
• LAB : Pada bayi lahir normal umumnya
tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat
kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi tertentu
2.15.Pengobatan Pada Bayi Baru Lahir
1. Vitamin K
2.
Tetes / zalf mata
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah
suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium,
namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu.
Obat profilaksis yang rutin diberikan
pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata
3.2.Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat
kekurangn dan kesalahan,kami mohon maaf.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta.
MediaAesculapius
2. Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi
pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta.
3.
Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya.
4. http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html