BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi
baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir
(neonatus), lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat
badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar
rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar
dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus
(BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature anak.Neonatus
mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung
pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang
paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi
semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan
sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan
persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
B.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus
2. Untuk mengetahui tentang Pengumpulan Data
3. Untuk mengetahui tentang Pengkajian fisik bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan umum
5. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan
Fisik Pada Neonatus
6. Untuk mengetahui tentang Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
7. Untuk mengetahui tentang Penanganan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Neonatus
Bayi baru lahir (neonatus) adalah
suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.
B.
Pengumpulan
Data
Penilaian
atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian
adaptasi neonatal(skor APGAR,refleks); penilaian fisik neonatal secara
sistematik (ada/tidak kelaian morfologi/fisiologi); pemberian identifikasi
meliputi jenis kelamin, berat badan,panjang badan; serta menentukan penanganan
yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga
kategori.
Pertama,
klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:
1. Neonatus
kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
2. Neonatus
cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-42 minggu)
3. Neonatus
lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42 minggu) atau lebih
Kedua,
klasifikasi neonatus menurut berat lahir:
1. Neonatus
berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram.
2. Neonatus
berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
3. Neonatus
berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.
Ketiga,
klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa
Gestasi,
dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk
masa kehamilannnya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan(NCB/NKB/NLB) apakah
sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK)
C.
Pengkajian
fisik bayi baru lahir
Pengkajian
Pertama Pada Bayi Baru LahirPengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah
bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi,
pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas
tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah untuk
mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan
yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi
yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan lain-lain,
biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu,
pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini
ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah seorang
bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini
juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi selanjutnya.
Pengkajian
fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian
segara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi
baru lahir dari kehidupan dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan
penilaian APGAR , meliputi appearance (warna kulit) pulse (denyut jantung)
grimace (refleks atau respon terhadap rangsang) activity (tonus otot) and
respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala
tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian keadaan
fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan
normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan lebih
lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik /penunjang lain
dan catatan medik yang menunjang.
Pengkajian
fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera
setelah lahir (immediate care off the newborn) :
a.
Mempelajari hasil anamnesis, meliputi
riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga
b.
Menilai skor APGAR
c.
Melakukan resusitasi neonatus
d.
Melakukan perawatan tali pusat,
pemotongan jangan terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari
e.
Memberikan identifikasi bayi dengan
member kartu bertulisan nama ibu, diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki
f.
Melakukan pemeriksaan fisik dan
obserfasi tanda vital.
g.
Meletakkan bayi dalam kamar transisi
(jika keadaan umum baik), atau dalam incubator jika ada indikasi
h.
Menentukan tempat perawatan; rawat
gabung, rawat khusus, atau rawat intensif
i.
Melakuakn prosedur rujukan bila perlu.
Jika ada penyakit yang di turunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B
aktif, langsung diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi.
Prosedur
pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai
berikut:
a.
Menginformasikan prosedur dan minta
persetujuan orang tua.
b.
Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu
pakai sarung tangan.
c.
Memastikan penerangan cukup dan hangat
untuk bayi.
d. Memeriksa
secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan, tangan, dada,
abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
e.
Mengidentikikasi warna dan aktifitas
bayi.
f.
Mencatat miksi dan mekonium bayi
g.
Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar
dada (LD), lingkar perut (LP), lingkar lengan atas (LLA), menimbang berat badan
(BB) dan mengukur panjang badan (BB) dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
h.
Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
i.
Mendokumentasi hasil pemeriksaan
Tabel 3.1 nilai APGAR
TANDA
|
0
|
1
|
2
|
Appearance
(warna
kulit)
|
Blue
(seluruh
tubuh biru atau pucat)
|
Body
pink, limbs blue(tubuh kemerahan,ekstremitas biru)
|
All
pink (seluru tubuh kemerahan)
|
Pulse(denyut jantung)
|
Absent
(tidak ada)
|
<100
|
>100
|
Grimace
(refleks)
|
None
(tidak bereaksi)
|
Grimace
(sedikit gerakan)
|
Cry
(reaksi melawan,menangis)
|
Grimace
(
tonus otot)
|
Limp
(tidak bereaksi)
|
Some
fleksion of limbs( ekstremitas sedikit fleksi)
|
Active
movement, limbs well flexed (gerakan aktif, ekstremitas fleksi dengan baik)
|
Respiratory
(tonus
otot)
|
None
(tidak ada)
|
Slow,
irregular
(lambat,tidak
teratur)
|
Good, strong cry
(menangis kuat)
|
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik
bayi baru lahir secara komplit, tenaga kesehatan perlu melakukan beberapa
pemeriksaan berikut ini:
a.
Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai
kelainan cairan amnio( volume) apakah selama kehamilan terjadi
hidramnion/oligohedramnion
b.
Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan
keadaan plasenta, dan jumlah korion. Hal ini penting untuk menentukan adanya
kembar identik/tidak.
c.
Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai
adanya kelainan pada vena/arteri,ada tali simpul?
d.
Pengukuran antropometri, minimal
meliputi BB (2500-3000 gram),PB (45-50 cm), LK (33-35), LD (30-33 cm).
Riwayat
kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a.
Factor genetic, meliputi
kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan sindroma genetik.
b.
Factor maternal (ibu), meliputi adanya
penyakit jantung, diabetes mellitus,penyakit ginjal,penyakit hati, hipertensi,
penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c.
Factor antenatal, meliputi pernah
ANC/tidak, ada riwayat pendarahan, preeklamsia, infeksi, perkembangan
janin terlalu besar /terganggu,diabetes
gestasional,poli/oligohidramnion
d.
Factor prenatal, meliputi premature/
postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu
ibu meningkat,posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium,
amnionitis, ketuban peca dini (KPD), pendarahan dalam persalinan, prolapsus
tapi pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan
Dalam
waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun, segaralah melakukan
pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik
yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pemeriksa hendaknya memperhatikan beberapa hal yang penting berikut ini:
a.
Periksa bayi dibawah pemancar panas
dengan penerangan yang cukup, kecuali ada tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah
kepanasan.
b.
Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta
orang tua/keluarga bayi hadir selama pemeriksaan dan sambil berbicara dengan
keluarga bayi serta sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit,
frekuensi nafas, postur tubuh, gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan
abnormalitas yang nyata.
c.
Gunakan tempat yang hangat dan bersih
untuk pemeriksaan.
d.
Cuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e.
Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f.
Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap
daerah pemeriksaan head to toe secara sistematis.
g.
Jika ditemukan factor resiko atau
masalah, carilah bantuan lebioh lanjut yang memang diperlukan.
h.
Catat setiap hasil pengamatan
D.
Pemeriksaan
umum
a. Pernafasan
Pernafasan
bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara
merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada
ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodic selama beberapa detik masih
dalam batas normal.
b. Warna kulit
Bayi
baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit
lebih tebal.
c. Denyut jantung
Denyut
jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kalipermenit, tetapi dianggap
masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek, bebrapa
kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi
mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
d. Suhu Aksiler
36,5
C sampai 37,5 C.
e. Postur dan gerakan
Postur
normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar,
dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi dengan letak sungsang
selama masa kehamilan, akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut
atau sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa dalam berbagai posisi
sesuai bayi intrauterin. Jika kaki dapat diposisikan dalam posisi normal tanpa
kesulitan, maka tida dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi harus secara
spontan dan simetris disertai gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat sedikit
gemetar.
f. Tonus otot /tingkat kesadaran
Rintang
normal tingkat kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga sadar
penuh dan dapat di tenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau
sedang tidur.
g. Ekstremitas
Periksa
posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh,dan pembengkakan.
h. Kulit
Warna
kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak hitam, tanda
lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga
dapat dianggap normal. Kelainan ini disebut milia, biasaanya terlihat pada hari
pertama atau selanjuutny. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas
pada hari pertama juga masih dianggap normal.
i. Tali pusat
Normal
berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan mengkerut /mengecil
dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
j. Berat badan
Normal
2500-4000 gram.
Pemeriksaan
fisik (head to toe)
a. Kepala
Ubun-ubun
besar, ubun-ubun kecil,sutura,moulase,caput succedaneum, cephal haematoma,
hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah,warna,dan adanya lanugo pada bahu dan
punggung.
b. Muka
Tanda-tanda
paralitis
Ukuran,
bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta
adanya gangguan pendengaran.
c. Mata
Ukuran,
bentuk, posisi,(strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan,kekeruhan kornea,katarak
congenital,trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, pendarahan
subkonjuntifa.
d. Telinga
Jumlah,
bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta
adanya gangguan pendengaran.
e. Hidung
Bentuk
dan lebar hidung, pola pernapasan , kebersihan.
f. Mulut
Bentuk
simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada
gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis, trush sianosis.
g. Leher
Bentuk
simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tidorid,hemangioma,
tanda abnormalitas, kromosom dan lain-lain.
h. Klavikula dan lengan tangan
Adakah
fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
i. Dada
Bentuk
dan kelainan, bentuk dada, putting susu gangguan pernafasan, auskultasi bunyi
jantung dan pernafasan
j. Abdomen
Penonjolan
sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali pusat, jumlah pemb ulu
darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi,
gastroskisis, omfalokel, bentuk simetriks/tidak palpasi hati, ginjal.
k. Genetalia
Kelamin
laki-laki: panjang penis,testis sudah turun berada dalam skotum, orifisium
uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin
perempuan : labia mayora dan labia miyora, klitoris, orifisium fagina,
orifisium uretra, secret dan lain-lain
l. Tungkai dan kaki
Gerakan,
bentuk simetriks/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinofarus/per
eguinofalgus.
m. Anus
Berlubang
atau tidak, posisi, fungsi springter ani, adanya dresia ani, meconium plug
sicdrom, mega colon
n. Punggung
Bayi
tengkurap, raba kurvatura,kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan,
spinabifi dakoma,mielomeningokel, lesung/bercak berambut dan lain-lain
o. Pemeriksaan kulit
Ferniks
caseosa lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir, memar.
p. Reflek
Berkedip,
babinski, merangkak, menari/ melangkah, ekstrusi gallants, moros, enck
rhikting,palmar grasp, rethink, starcle, menghisap, toniknek
q. Antropometri
BB,
PB, LK, LD, LP, LLA
r. Eliminasi
Kaji
kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah . bayi baru
lahir normal biasanya kencing kebih dari 6 kali perhari. Bayi baru lahir normal
biasanya berak cair 6-8 kali perhari. Di curigai diare bila frekuensi
menibgkat, tinja hijau, atau mengandung lendir dan darah. Pendarahan fagin pda
bayi baru lahir dapat terjadi beberapa hari pada minggu pertama kehidupan ini
di anggap normal.
E. Pemeriksaan
Fisik Pada Neonatus
Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
·
Pemeriksaan bayi baru lahir
disesuaikan dengan keadaan bayi
·
Pemeriksaan awal dilakukan sesegera
mungkin
·
Pemeriksaan secara lengkap dilakukan
bl keadaan bayi sudah stabil (6-24 jam)
·
Tujuan pemeriksaan adl utk menemukan
kelainan dan menentukan tindakan lebih lanjut
·
Pemeriksaan dilakukan dihadapan
orang tua/keluarga
Prinsip yg harus diperhatikan :
1.
Ruangan hangat,terang,dan bersih
2.
Cuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan
3.
Gunakan APD: celemek &sarung
tanagan
4.
Yakinkan alat pemeriksaan bersih
5.
Lakukan pemeriksaan secara
sistimatis head to toe :inspeksi,palpasi,perkusi auskultasi
6.
Jika ada kelainan lakukan
tindakan,kolaborasi atau rujuk.
7.
Lakukan pendokumentasian
Persiapan alat :
1.Timbangan 8. Tissu
2.Metlin 9. Bengkok
3.Stetoskop bayi 10. Tali pusat
4.Termometer 11. Cairan klorin 0,5%
5.Jam
6.Tongspatel
7.Sarung tangan
I.Anamnesa
1.Faktor genetik (riwayat peny keturunan,kelainan bawaan)
2.Riwayat kehamilan : paritas,kelainan ,obat2an,
psikologis,dll
3.Riwayat persalinan: tgl lahir,proses persalinan,trauma,
ku, obat2an dll
II Pemeriksaan fisik
Penilaian mencakup :tanda vital,pengukuran
pertumbuhan,penilaian sistem, penilaian umur kehamilan
1.Keadaan umum
•Nilai bayi secara keseluruhan:besar/kecil
•Ukuran tubuh proporsional/tidak
•Kondisi bayi aktif/lemah
•Tangisan lemah, keras, melengking ?
•Kesadaran ? Letargis, waspada atau sedasi ?
•Pucat/kuning /merah muda ?
•
2. Tanda-tanda vital
a.Pernafasan
•Hitung dg melihat gerakan abdomen/menit
•Hitung selama satu menit penuh
•Utk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam
•Utk BBl tdk stabil hitung setiap jam
•Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit
•Perhatikan apakah ada tarikan ddg dada, gerakan cuping
hidung, kedalaman nafas
•Bagaimana bunyi nafas ?
Penilaian awal pernafasan saat lahi menjadi evaluasi
keberhasilan transisi bayi:
1.Pernafasannya nyaman
2.Tak ada tachypnea
3.Tak ngorok
4.Tak ada lekukan dada
5.Tak ada cyanosis/pucat
Penilaian pernafasan termasuk parameter berikut :
•Warna kulit : merah muda, kebiruan, pucat,
gelap,berbintik,kuning
•Pernafasan: ringan,ngorok,cuping hidung kembang kempis,
retraksi
•Suara nafas : jauh,dangkal,stridor,wheezing,melemah,
seimbang/ tidak seimbang
•Dinding dada : gerakannya simetrik atau tidak
•Apnea/bradycardi: hitungan nafas terendah yg bisa diamati,
warna,diukur dg oximeter dan lama episode
•Sekresi: jumlah (sedikit,sedang, banyak)
Warna
(putih,kuning,bening,hijau,berdarah)
Konsistensi :
encer, kental atau mukoid
b. Denyut jantung
•Diukur dg cara auskultasi / 2 jari di atas jantung bayi
selama satu menit penuh
•Pd BBl stabil dihitung setiap 3-4 jam
•Pd BBl tak stabil dihitung setiap jam
•Denyut jantung normal: 120-160/menit
•Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia,
hyperetermia, anemia, konsumsi obat ibu
•Bl < 100 (Bradikardi): BBl cukup bulan sedang
tidur, kekurangan O2
Penialian kardiovaskuler termasuk parameter
berikut :
•Prekordium : tenang atau aktif
•Bunyi jantung: jelas, dg splitting dari S2
•Ritme : Normal atau arrhytmia
•Murmur : jelaskan jika ada
•Pengisian kembali kapiler : Beberapa detik
•Denyut perifer : normal, lemah atau tidak
c. Suhu tubuh
•Diukur melalui aksila, tahan 5 menit
•Normal : 36,5 - 37C
•BBl dalam incubator diukur setiap jam
•Hipotermia :bbl sakit atau BBLR, jika berlanjut
pertimbangkan sepsis (tanda vital tak stabil, perubahan glukosa dlm
darah),dehidrasi, bacteremia, epidural ibu
•Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum
d. Tekanan darah
•Diukur pd tangan kaki sesuai kondisi bayi
•Menggunakan mesin dinamap jk ada
•Normal 60-89/40-50
•Bisa meningkat saat menangis
•Akan turun saat tidur
e. Pengukuran 3 komponen pertumbuhan
1)Berat badan: ditimbang setiap hari
•BB < 2500 gr : prematur atau SGA
•BB > 3800 gr : LGA
•Perlu mengetahui usia kehamilan secara akurat
•Perhatikan glikemia pd BB < / >
•BBL akan kehilangan 10% pd mg pertama
•Bl kehilangan berlebihan : kurang ASI,dehidrasi
•Jk BB sangat berbeda dg kemarin : timbang 2 X
•BB akan kembali pd usia 2 minggu
•Kenaikan BB diharapkan adl 30 gr/hari
2) Panjang badan
•Diukur dr ubun2 s/d tumit, posisi telentang, sendi lutut
dan panggul harus ekstensi penuh
•Normal : 45 – 53 cm
•Diukur saat masuk dan setiap minggu dan dibandingkan dengan
berat badan
3) Lingkar kepala
•Diukur saat masuk dan setiap minggu
•Diukur: menghubungkan 4 titik : 2 frontal bosses dan 2
occipital protuberances
•Normal 33 – 38 cm
•Letakan pita ukur pd bagian paling menonjol di tulang
oksiput dan dahi
•Pengukuran sedikitnya sekali sehari jk bbl gangguan
neurologis (perdarahan intraventricular,hydrocephalus,asfiksia)
3 Kepala
•Apakah ada benjolan, caput, haetaom ?
•Fontanel; cekung, menonjol, datar ?
•Sutura : molase ? Derajat berapa ?
•Pertumbuhan rambut ?
4. Mata
•Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak
•Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pd
pupil/iris Ă hilang
•Tanda ikterus, infeksi,
•Pupil simetris, reaksi (lambat,cepat, tidak ada ?
•Terbuka/ menutup ?
5. Telinga
•Sejajar dengan ujung mata
•Bentuk simetris/tidak,normal/tidak
•Apakah ada pengeluaran ?
6. Hidung dan mulut
•Apakah bernafas spontan/cuping hidung
•Tanda kebiruan /cyanosis
•Tanda labio-palatoskizis
•Refleks rooting dan sucking
7. Leher
•Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening
•Tonick neck refleks ?
8. Dada
•Simetris/ tidak, gerakan nafas ? Kesulitan?
•Dengarkan suara nafas,kiri &kanan sama?
•Pembesaran kelenjar mammae
•Dengarkan denyut jantung dg fetoskop
9. Perut/abdomen
•Terlihat normal, tali pusat ?
•Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis?
•Suara perut: ada/tidak,hiperaktif, hipoaktif
•Dinding perut: merah,meregang,ada batas perut membuncit
•Palpasi: lembek, nyeri atau meregang
•
10. Bahu, lengan dan jari
•Simetris/tidak, jari lengkap/tidak ?
•Apakah tangan dapat digerakan secara normal,patah tulang ?
•Refleks graps, refleks moro (hilang 4 bl)
•R moro menetap > 4 bl :kerusakan otak
•Respon yg tdk simetris: fraktur calivula, cedera fleksus
brakhialis
•
11. Genetalia
a.Laki-laki
•Scrotum tdd 2 kantung berisi testis
•Lubang penis tepat di tengah ? Panjang < 2,5 cm ?, miksi
?
b. Perempuan
•Labia mayora & minora ada ?
•Keluarnya cairan : putih,krem,pseudomenorh, akan hilang dlm
10 hari
•Miksi sdh/belum dalam 24 jam
12 Panggul
•Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping
luar, dengarkan & rasakan bunyi “klik”Ă kolaborasi
•Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik
13. Punggung dan anus
•Adakah benjolan/masa
•Ada/tdk lubang anus, mekoneum ?
14. Ektremitas bawah
•Simetris/tidak
•Jari lengkap/tidak ?
•Refleks babinski ?
•Gerakan aktif/lemah, simetris/tidak ?
•Kelainan bentuk ?
•DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Pola nafas tdk efektif berhubungan dg Obstruksi jalan
nafas
2.Gangguan pertukaran gas berhub dg hipotermi (cold stress)
3.Resiko tinggi termoregulasi tdk efektif berhub dg
Kehilangan panas ke lingkungan
4.Resiko tinggi infeksi berhub dg faktor lingkungan
•Hasil akhir yg diharapkan
1.Utk bayi akan :
a. transisi dr kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin
b. Mempertahankan pola nafas efektif
c. Mempertahankan termoregulasi efektif
d. Tetap bebas dari infeksi
2. Utk orang tua:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan keyakinan ttg
aktivitas perawatan bayi
b. Memahami karakteristik perilaku dan biologis bbl
c. Mendemostrasikan interaksi/perilaku yg meningkatkan
fungsi keluarga sehat
d. Memiliki kesempatan utk meningkatkan hubungan dg bayi
e. Mulai mengintegrasikan bayi ke dalam keluarga
F.
Rencana
Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
Pada
hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada
bayi , yaitu :
1. Minum
Berikan
ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau
kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ), bergantian
antara payudara kiri dan kanan.
2. BAB
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan
biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari
pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu feses bayi bisa
bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa
cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa
seperti pasta/krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair.
Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal
atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu formula kadang
suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila
bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu
perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya
atau susu tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi
normal tidaknya feses akan terjadi bila
ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit
menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu
formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena
sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tettap susui bayi agar ia tidak
mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau
keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti memang ada
masalah pada bayi Ă rujuk.
Masalah
frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama dengan
orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi
yang sama pun frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu
depannya, itu karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5
minggu pertama dalam sehari bisa lebih dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah
selama pertumbuhannya bagus.
Bayi
yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa
saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari bahkan bisa 7 hari sekali, bukan
berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena memang tidak ada
ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik, feses
yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang
disertai banyak lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert
badan bayi. Jadi yang penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan
minumnya bagus, kalau 3 hari belul b a b, dan bayinya anteng – anteng saja
mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi
yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B a b
pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket
seperti aspal yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam
saluran cerna selama bayi berada dalam kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam
penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau
tidak.
Frekuensi
bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila warnanya
putih atau disertai darah.
Menurut
Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi
kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya
sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.
Warna
feses kuning
Warna
kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan dipengaruhi oleh
susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna
lebih cerah dan cenderung cemerlang atau
didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi mendapatkan ASI penuh.,
dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna kuning timbul
dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu
dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu sampai
saatnya dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan,
kandung empedu akan berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan
keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap
usus. Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula,
warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning tua, agak coklat,
coklat tua, kuning kecoklatan atau
coklat kehijauan.
Warna feses hijau
Termasuk
kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus menerus muncul.
Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang terisap oleh bayi
hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk nya tidak. Kasus ini umumnya terjadi
kalau produksi ASI sangat melimpah.
Didalam
payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang (hindmilk). Pada
saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini
mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya
yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan ASI
belakang (hindmilk) akan terhisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah
habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat feses menjadi
kuning. Kalau bayi hanya mendapat foremilk yang hanya mengandung sedikit lemak
dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang
akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ
terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu) sehingga bayi merasa tidak
nyaman (kolik).
Mestinya
yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian, ini berarti
bayi mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan
gizinya komplit. Ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan
hindmilk sekaligus. Sayangnya disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan
susu formula. Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk anak sudah terlanjur
diberi susu formula hingga kenyang.Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja.
Sebaiknya berikan ASI secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar
bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah
satu payudara sampai ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya.
Warna feses merah
Feses
merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun
bidan harus melihat apakah merah itu
disebabkan dari tubuhnya sendiri atau
dari ibunya. Jika bayi sempat menghisap darah ibunya pada proses persalinan,
maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya
bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. Jadi tinggal di test saja,
asalnya dari mana dari darah ibu atau dari darah bayi. Bila darah itu tetap
muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal
dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinnanya hanya dua,
yaitu Alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada
usus yang disebut invaginasi, fua-duanya butuh penanganan. Darah ini sangat
jarang berasal dari dysentri amuba dan
basiler, karena makanan bayi belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang
kotor. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain seperti
perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
Warna feses kuning pucat atau
keabu-abuan
Waspada
!!!....baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang
paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran
empedu. Ini berarti cairan empedunya
tidak bisa mewarnai feses dan ini tidak boleh terjadi, saat itu juga haruas
dibawa ke dokter. Yang sering terjadi ibu terlambat membawa bayinya, difikirnya
feses ini nantinya akan berubah, padahal kalau dibiarkan bayi sudah tidak bisa diapa apakan lagi karena umumnya sudah
mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal transplantasi hati yang
masih merupakan tindakan pengbobatan yang sangat mahal di Indonesia.
3. BAK
Bayi
baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap
bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.
4. Tidur
o
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir,
bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat dan
pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
o
Pola tidur bayi masih belum teratur
karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan – lahan akan bergeser
sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari.
Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima
jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua
kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai
2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang
tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai
usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6
bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang
hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya
perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar
antara 12 – 14 jam.
Latih
anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari
adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya
bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari.
Latih
bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan
bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam
gendongan atau di ruangan lain.
Lampu
utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup
Ketika
bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan
dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur,
jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika
kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya
tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi
memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan
coba lagi setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s
Children Hospital).
Pastikan
bayi tidur dengan aman :
o
Letakkan bayi pada permukaan rata yang
tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas dengan cermat agar tidak mudah
lepas
o
Jangan merokok disekitar bayi
o
Jangan biarkan bayi terlalu hangat,
jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur.
o
Jika khawatir kepala bayi akan peyang
jika terlalu sering tidur terlentang,
tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi
kepala saat bayi tidur terlentang.
2. Kebersihan kulit
Muka,
pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh
tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi.
3. Keamanan
Jangan
sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian
apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan
alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.
4. Tanda – tanda bahaya
Sebagian
besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik
setelah lahir.
·
Bila bayi tersebut menangis/ bernafas
(terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30 kali per menit), biarkan bayi
tersebut dengan ibunya.
·
Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam
waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan mulailah langkah-langkah resusitasi
bayi tersebut.
Penanganan
; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk
meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklamsia,
perdarahan persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.
·
Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan
hal-hal sebagai berikut
1.
Keringkan bayi dengan dengan selimut
atau handuk yang hangat.
2.
Gosoklah punggung bayi tersebut dengan
lembut.
·
Jika bayi masih belum mulai bernafas
setelah 60 detik mulai resusitasi.
·
Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau
sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per
menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs.
Tanda-Tanda
Bahaya Dibagi menjadi Dua:
1. Tanda-tanda bahaya yang harus
dikenali oleh ibu yaitu
·
Pemberian ASI sulit, sulit menghisap,
atau hisapan lemah
·
Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan
cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
·
Letargi – bayi terus – menerus tidur
tanpa bangun untuk makan.
·
Warna abnormal-kulit/ bibir biru
(sianosis) atau bayi sanagt kuning.
·
Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu
dingin (hipotermia).
·
Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak
biasa.
·
Gangguan gastrointestinal, misalnya
tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah
dan perut bengkah, tinja hijau tua atau brdarah/ lender.
·
Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.
2.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.
Pernafasan-
sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan
terlalu panas ( > 38° c atau terlalu
dingin < 36Âșc)
Warna
kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
Pemberian
makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
Tali
pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
Tinja
/ kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada
lender atau darah pada tinja.
Aktivitas-
menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus
menerus.
G.
Penanganan
o
Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap
2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama.
o
Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
o
Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat
dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan
bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi,
ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja
yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
o
Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan
kering.
o
Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan
bersama bayi.
o
Awasi masalah dan kesulitan pada bayi
dan minta bantuan jika perlu.
o
Jaga keamanan bayi terhadap traumadan
penyakit atau infeksi.
o
Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit
atau menyusu kurang baik.
Penyuluhan sebelum bayi pulang
Perawatan tali pusat
Pemberian ASI
Jaga Kehangatan Bayi
Tanda – tanda bahaya
Imunisasi
Perawatan harian atau rutin
Pencegahan infeksi dan kecelakaanv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi
baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Pada
bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun
kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu
Obat
profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1.
Vitamin K
2.
Tetes / zalf mata
B. Saran
Jika
dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta
Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius
Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi
pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta
Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada
neonates.Surabaya
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html
DepKes
RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga
Muslihatun,Wafi
Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya
http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-seborrheic-dermatitis-dandruff.html
Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010.
MIMS Indonesia petunjuk konsultasi.Jakarta.CMP MEDIKA
http://blogger.com/insanimiftachuljanah
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “NEONATUS”
Selawat beriring salam penulis
kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat
beliau sekalian.
Dalam penyelesaian penulisa makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-sebesarnya.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan
makalah ini. Namun penulis menyadari
bahwa dalam makalah ini mungkin masih
ditemukan kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akan
datang.
Meureudu, 20 Januari 2016
Penulis
Kelompok
|
NEONATUS
MAKALAH
Yang diasuh oleh
Dosen Husniati, S.ST
DI SUSUN
OLEH :
RAHMA WARDANI
NURLAILI
NURMA
MISRUL FAJRI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
AKBID MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
TAHUN AJARAN 2016
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR
ISI.......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar
belakang............................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. Neonatus..................................................................................... 2
B. Pengumpulan
Data...................................................................... 2
C. Pengkajian
fisik bayi baru lahir................................................... 3
D. Pemeriksaan
umum...................................................................... 7
E. Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus............................................... 10
F. Rencana
Asuhan Bayi 2 – 6 Hari................................................ 17
G. Penanganan................................................................................. 24
BAB
III PENUTUP............................................................................... 25
A. Kesimpulan.................................................................................. 25
B. Saran............................................................................................ 25
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 26
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar